Rabu, 28 November 2012

(Curhat) The Most Inspirational Kid in My Life

Well, everyone..
tanpa basa basi gua pengen bagi sedikit kisah nyata, sebenarnya sudah lama ini ada, sekitar 2 atau 3 tahun yang lalu, tapi jujur gue baru baca, dan ketika gue baca, gue cukup berkaca-kaca, dan merasakan hal duka yang bener-bener mendalam (padahal gua belum pernah kontak sama orang ini, sekalipun ngeliat belum pernah seumur-umur.) tentang seorang anak yang menderita suatu penyakit yang sangat Langka, tapi meski begitu anak ini luar biasa menerima kekurangan dirinya.

Langsung ke cerita, nama anak ini adalah Calvin Indi Sutanto, lahirnya beda 1 hari sama gue, tapi kalo gue lebih dulu daripada dia. Back to topic, dia lahir secara persalinan normal kalo ga salah. Tapi ketika usianya menginjak 10 hari dia katanya terus kedapetan menangis sama orang tuanya, dikarenakan ada kelainan di kedua tangannya, setelah di Rontgen, dia benar-benar mengalami patah tulang dan pertama kalinya itu terjadi dalam hidupnya. Di usianya yang pertama, dia sudah bisa belajar berbicara dengan lancar dan mengeja kalimat dengan baik dan benar. Tapi sedihnya, ketika dia sedang belajar merangkak, berjalan, dll. Dia seringkali mengalami Patah Tulang. Dan pada suatu hari akhirnya orang tuanya mengetahui kalo dia mengalami penyakit yang di telinga mereka saat itu sangat aneh, Osteogenesis Imperfecta (mau lebih tau apa penyakit itu silakan baca di http://www.oif.org/).

Di Usia Calvin yang ketiga, dia mendapatkan Hadiah dari Tuhan berupa Adik Perempuan, bernama Anabel. Sebelum Kelahirannya (Anabel, yang mungkin next time gua sebut Abel aja ya, biar simpel dan nggak ribet bacanya), orang tuanya sempat bimbang. Masalahnya, ketika mereka bertanya kepada Dokter, jika Ibunya melahirkan anak Laki-Laki, ada kemungkinan Penyakit seperti Calvin bisa terjadi untuk kedua kalinya. Ketika hari Anabel Lahir, keluarga ini bisa bernafas lega. Abel dan Calvin tumbuh bersama, tapi ada satu perbedaan Fisik, jika Abel tumbuh sebagaimana Anak seusianya, Calvin meski bertambah tua dia hanya bisa terlihat seperti Usia 2 Tahun. Tapi Calvin sadar akan kekurangan-nya itu dan dengan sangat berbesar hati menerimanya. Dan keduanya mengalami yang namanya Sosialisasi Primer dan Sekunder setelah-setelahnya sebagaimana anak-anak seusianya.

Untuk menikmati Pendidikan, tidak semudah anak-anak seusianya. Masalahnya, Orang Tua Calvin sudah mendaftar berkali-kali di banyak sekolah, hasilnya? Benar-benar tangan hampa. Seringkali di tolak oleh sekolah-sekolah, dan suatu hari Orang Tuanya di sarankan oleh salah satu sekolah yang menolak Calvin untuk mencoba mendaftarkan Anak-nya di SLB alias sekolah luar biasa, tapi kenyataan mengatakan hal yang sama, di tolak juga. Ditolaknya Calvin karena dia anak Normal, bisa mengerjakan Tugas-nya sendiri dll. Selayaknya apa yang biasa anak Normal bisa lakukan pada umumnya, hanya kekurangan fisik saja yang jadi alasan. Tapi Orang Tuanya tidak pernah berhenti dan menyerah mencarikan dia sekolah, dan pada akhirnya, Calvin bersekolah di SD Budi Agung dimana kini sudah menjadi Tempat Penimbaan Ilmu dan TPA (Tempat Pendidikan Akhir) dalam hidupnya. Calvin juga di kenal dengan anak yang pintar, pede, sekaligus bawel (malah pernah katanya di Plester Mulutnya cuma gara-gara terlalu berisik kalo ga salah)

Keinginan Calvin untuk terus melanjutkan Pendidikannya terwujud. Ketika itu, Sering kali dia dapat ranking 2 atau 3 di kelasnya alias Juara. Sering kali juga dia berprestasi di Kelasnya, orang tuanya pasti bangga. Tapi cobaan berat itu datang lagi. Ketika menginjak Kelas 5, Calvin menjadi peringkat dua dari bawah alias kedua dari paling terakhir. Kepala Sekolah, teman-temannya dan Orang Tuanya sendiri pun bingung apa yang terjadi,
dan Biasanya Telpon Rumahnya sering kali berdering karena banyak teman-nya yang menanyakan Tugas, Ulangan dsb. Dan tiba-tiba saja telepon itu jarang berdering lagi. Selain itu, Perubahan pada Calvin benar-benar seperti berubah 180 derajat. Calvin jadi malas belajar, sering marah, dsb. Dan sampai pada suatu hari, Ayahnya di ajak Calvin untuk berbicara secara Pribadi. Saat itu ayahnya kaget ketika ada satu pertanyaan yang membuat dia kaget mendengarnya "Papi, bunuh diri itu dosa nggak?". Di lontarnya pertanyaan itu, ayahnya sempat menahan air mata dan berdoa. Dan ayahnya menjelaskan bahwa bunuh diri itu dosa besar karena sudah melawan rencana Tuhan. Calvin sempat bertanya lagi "Kalau aku bunuh diri dosa, berarti kalo papi yang bunuh aku, dosanya ada di papi dong?… aku tetap nggak berdosa" Tapi ketika itu ayahnya berhasil menjelaskan seperti yang pernah di sampaikan oleh seorang Pastur. Ayahnya bilang kalau Mujizat itu sudah terjadi dalam dirinya. Setelah penjelasan dari Ayahnya, dia berjanji agar dia berubah dan kembali berprestasi sebagaimana sebelum-sebelumnya.

Ketika kelas 6, Orang tuanya buru-buru ke Sekolah untuk mengambil Rapor. Pada saat itu, Orang tuanya kaget melihat anaknya bisa menepati janjinya dan benar-benar membuat bangga orang tuanya. Kebahagiaan itu sayangnya hanya terjadi sebentar, dan pada suatu hari ketika ada Misa Malam Natal bersama Keluarganya, dia tidak patah tulang, dia mengalami satu hal yang aneh dalam paru-parunya sehingga dia harus di rawat kembali ke Rumah Sakit. Dia saat itu sempat berharap agar cepat pulang dan kembali ke Rumah.

Seminggu setelah di Rawat, dia kembali ke rumah, tapi dengan syarat agar bisa menjaga kondisi tubuhnya tidak terlalu capek. Tapi Cuaca buruk benar-benar menganggu setiap kali kondisi Calvin. Saat itu kembali dia dirawat ke Rumah Sakit, kali ini Rumah Sakit yang berbeda, dimana mereka tidak punya Ruang ICU khusus untuk anak dan mengakibatkan dia harus di rawat dengan orang tua yang banyak sekali sakit keras. Sering kali ada teriakan jeritan meninggal hampir terus menghantui Calvin sehingga menganggu jiwanya. Dia sering berkata "Aku takut sendirian, aku takut kalo aku bobo tiba-tiba mati dan nggak bangun lagi" ketika dia di Rumah Sakit saat itu. Nyaris 2 Minggu di rawat di Rumah Sakit itu, akhirnya dia bisa kembali pulang.

Ketika baru beberapa hari pulang, Calvin ngotot sekolah lagi, dia takut sedikit lagi Ebtanas plus dia sudah tertinggal banyak sekali pelajaran dari teman-temannya. Dan akhirnya Calvin kembali bersekolah, tapi hanya mampu bertahan 3 hari dan saat itu cuaca tidak bersahabat. Meski begitu, Calvin sudah bahagia karena dia bisa bertemu teman-temannya, dan pada hari ketiga Calvin harus pulang lebih cepat karena kondisinya makin memburuk. Ketika itu Calvin tidak ingin di rawat di Rumah Sakit. Untuk pembelaan-nya agar tidak dirawat di rumah sakit, dia berkata “Buat apa aku dirawat lagi, aku benci dengan alat-alat itu, aku ini bukan bahan percobaan dokter yang bisa tusuk sana tusuk sini, biarlah aku istirahat di rumah saja, nanti juga pasti sembuh sendiri.”

Kondisinya makin memburuk seiring berjalannya waktu. Sampai suatu hari dipanggil seorang Pastor untuk melakukan Sakramen Pengurapan Orang Sakit. Pada saat itu, Calvin sempat berdoa sambil berteriak “Tuhan kuatkanlah aku dalam menghadapi cobaan Mu ini”. Saat itu juga dia langsung tak sadarkan diri karena saat itu dia dalam keadaan kritis. Ketika di bawa ke Rumah Sakit oleh orang tuanya, Calvin mendapatkan pertolongan Pertama. Dokter menyampaikan kepada Orang Tuanya bahwa kemungkinan kecil Calvin tertolong dan hidup hanya kurang dari 1 hari. Kalo tertolong dia akan bergantung dengan mesin-mesin yang selama ini menyiksa dia.

Tuhan kembali menunjukkan Kebesarannya, pada esok harinya, Calvin terbangun dan tersadar, melihat dirinya kembali bergantung terhadap mesin-mesin itu. Kemudian teman-temannya dan semua kerabatnya datang untuk menyemangatkan Calvin agar cepat sembuh. Tapi Empat hari setelah dirawat, dia kembali ngotot ingin pulang ke Rumah dan ketika itu Calvin marah hebat ketika orang tuanya membuat dia agar terus bersabar. Orang Tuanya dengan berat hati meminta Calvin untuk kembali ke Rumah. Saat itu hari minggu, dimana mereka harus menunggu jawaban dan respon dari Dokter, dan ketika itu Dokter memberitahu bahwa Calvin mengalami pendarahan yang sangat hebat. Sehingga pada saat itu dokter harus memberikan Suntikan penenang. Dan tak lama kemudian, Malaikat Tuhan menjemputnya pada tanggal 9 Februari 2009 pada dinihari.

Berikut sedikit cerita tentang anak yang kini gue juluki sebagai "Most Inspirational Kid in My Life" dengan sedikit pengubahan dan di ambil dari beberapa sumber yang gue baca, dari bukunya Calvin The Boy In The Baby Stroller (gue nggak beli, gue baca di salah satu Review di Kaskus, kini threadnya udah ga ada gara-gara Kaskusnya udah bukan yang lama lagi secara fisik) plus blognya dia, baca ya di http://calvinindi.blogspot.com/ buat lebih lengkap :).

Kini gue mau nanya ke kalian satu pertanyaan, apa sih yang bisa di ambil dari kisah nyata ini?

Kalo buat gue, banyak banget yang bisa di ambil. Benar-benar Inspirational deh buat gue. Kenapa?
Kisah ini ngajarin gue banyak banget hal, yang pertama, Menyadari Kekurangan dan Menerima Kekurangan dengan Besar Hati. Kenapa kita harus sedih akan Kekurangan yang kita miliki sekarang? dan ada satu pertanyaan lagi, Kenapa kita harus bahagia dan bangga akan Bakat dan Kemampuan yang kita miliki? Lagian semua yang kita miliki ini sementara kok, nanti juga ga bakal muncul Kekurangan itu dan ga bakal kebawa sampai lu mati. Ya itu semua layaknya harta dalam 2 alam, ketika kita pergi ke alam lain, kita nggak bakal
bawa deh Harta yang sudah kita kumpulkan sebanyak-banyaknya di dunia ini, yang kita bawa itu apa yang sudah kita lakukan kepada semua orang.

Yang kedua, Jangan Manja dan Jadilah Pribadi yang Mandiri. Sedikit cerita, Suatu hari Calvin pernah membantu Abel dalam mengerjakan Tugas Rumah-nya, ketika itu Calvin sempat membantu Abel. Soal pertama dia bantu, sampai ketika soal ketiga, Calvin tak mau membantunya lagi. Ketika ayahnya membantu Abel, Calvin menegur ayahnya, dia bilang gini "Papi, bukan begitu cara mengajarkan anak yang baik, masa semua soal orang lain yang ngerjain. Aku kan sudah berikan contohnya". Lanjut dia berkata "Aku bukannya nggak mau bantu, tapi memang dia harus belajar sendiri.". Yap benar, nggak boleh kita dalam hal membantu orang seperti Mengerjakan PR, semuanya kita bantu, itu sama saja kita yang ngerjain, dan orang yang kita bantu keenakan. Jadi kita harus mandiri dan jangan manja. Apa-apa ini itu minta bantuan, kita harus belajar menjadi orang yang mandiri. Kalau begitu-begitu terus, kita sama aja mengandalkan kekuatan orang lain. Boleh mengandalkan, tapi tidak terlalu berlebihan.

Satu lagi, Rencana Tuhan itu Indah Pada Waktunya. Ketika kita berdoa, kadang kita selalu hanya mendikte agar apa yang kita inginkan bisa terwujud. Sedikit Cerita, Suatu hari, Ayahnya pernah memutuskan untuk marah dan meninggalkan Tuhan, dia lebih mengurus Pekerjaannya sendiri dan membiarkan Istrinya sendiri pergi Misa di Gereja. Beberapa tahun dia meninggalkan Tuhan, pada akhirnya Tuhan menunjukkan KebesaranNya. Suatu hari pada saat Pastur menyampaikan Homili, dia merasa dirinya di tampar oleh isi Khotbahnya, ternyata dia tau kenapa doanya selama itu tidak di jawab. Di situlah dia mendapatkan bahwa "Terjadilah Kepadaku menurut KehendakMu" dan mulai menyerahkan semuanya pada Tuhan sesuai Kehendak-Nya. Nah  kita harusnya mengucapkan kata-kata itu di setiap Doa Kita, yang berarti kalau kita tidak sembarangan mendikte akan apa yang kita butuhkan langsung terwujud. Kalo begitu image Tuhan di mata kita hanyalah semata-mata sebagai Pembantu kita dalam Kehidupan, bukan Sahabat-Nya bahkan Pengikut-Nya. Jadi biarkanlah apa yang kita minta di kerjakan, tapi sesuai Rencana dan Kehendak-Nya, bukan kehendak kita sebagai manusia. Dan itu kini terbukti, dari Calvin yang telah menginspirasi banyak orang, salah satunya gue sebagai sang penulis blog pemula.

Sedikit berbagi ekspresi, gue jujur sekali lagi gue katakan sambil berikan 2 Jempol untuk semangat hidup anak ini, nggak peduli apa yang telah terjadi sama dia secara fisik. Gue jujur nangis berat bacanya dalam hati, pengen gue ekspresiin tapi gimana yah, susah.. kalo gue nangis sambil teriak di sangkanya gue orang gila atau anak kecil, jadi cukup nangis berteriak dalam hati aja. Sejujurnya gue salut sama keluarganya yang udah mau ngerawat anak itu dengan baik dan setulus hati mereka, semoga mereka terus di beri ketabahan dan semangat hidup yang sangat baik. Dan yang gue denger terakhir kali mereka semakin dekat sama Tuhan. Sekali lagi gue berikan 2 Jempol untuk Mereka. Sejujurnya gue pengen kenal mereka lebih dekat, karena buat gue semangat mereka luar biasa dalam menjalani hidup. Asli deh (Y) Top.

Sekian dari gue tentang Kisah yang menurut gue Most Inspiring, dan You're Welcome..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar